Monday, March 12, 2012

Pernikahan : Upaya Mengeja Cinta, Tak Sekedar Kata


Cinta, sebuah kalimat yang merupakan perpaduan antara makna yang mulia dan tanggung jawab yang besar. Cinta memiliki ribuan makna yang bahkan tak dapat diwakili oleh kata-kata saja. Cinta sebagaimana tergambarkan oleh orang-orang yang merasakannya, ia hanya dapat dipahami oleh orang yang mengalaminya.
Cinta sebenarnya merupakan perpaduan semangat ruh dan mental, sebelum pada akhirnya terjadi perpaduan fisik. Cinta bukan sekadar nafsu yang diaktualisasikan dalam hal-hal yang berhubungan dengan fisik. Namun, rindu yang terpaut antara jiwa dengan jiwa, bukan jasad dengan jasad. Mustahil dikatakan jika cinta adalah kunci kebahagiaan, jika dalam hati orang yang saling mencintai tidak ada perasaan yang tenang, ridha, dan tegar. Perasaan-perasaan tersebut tidak akan terwujud kecuali jika kedua sejoli yang saling mencintai itu tidak meyakini bahwa cintanya akan berakhir dengan memperoleh berkah Allah swt, direstui keluarga maupun masyarakat.
Cinta memang harus kita ungkapkan, tetapi ternyata ungkapan tak cukup membuktikan cinta. Cinta butuh pengorbanan, itu benar. Pengorbanan apa yang sebenarnya diinginkan cinta? Pengorbanan apa yang harus dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai? Bukan sekedar membagi perhatiannya, memberikan kasih sayang, dan mengucap kata cinta itu setiap harinya. Tetapi ada pengorbanan yang jauh lebih utama dari mencintai. Pengorbanan untuk berani mengambil tanggung jawab atas orang yang dicintai. Menikahinya dan bertanggung jawab akan dirinya. Karena ternyata pernikahan adalah cara paling cerdas untuk mengupayakan pengorbanan dan mengeja cinta lebih dalam.
Menikah memang bukan sebuah hal yang mudah seperti yang ada dalam teori yang banyak membahasnya, tetapi juga tidak terlalu sulit menurut beberapa orang yang sudah merasakannya. Ketika perhatian orang tua terasa tidak lagi mencukupi, derai tawa sahabat tak lagi cukup menyegarkan jiwa, mungkin saat itulah Allah tengah mengetuk hati kita untuk melaksanakan sunnah rasulNya (menikah).
Masa menuju pernikahan merupakan masa impian yang selalu teringinkan oleh setiap insan. Masa-masa yang mengemas mimpi-mimpi indah dalam kehidupan. Masa yang di dalamnya bunga-bunga di taman hati mulai bermekaran, mulai bersemi perlahan. Ya, itulah masa dimana khitbah disampaikan, demi menyongsong ikatan istimewa dalam perjanjian besar, mistaqan ghaliza. Pernikahan adalah cara yang tepat dalam mencintai lawan jenis. Karena dengan pernikahan kita bisa curahkan segala kasih dan sayang dengan jelas. Karena dengan pernikahan kita dapat saling menjaga dalam kebaikan. Karena pernikahan membukakan ridhoNya dalam kehidupan. Karena pernikahan adalah upaya mengeja cinta, tak sekedar kata “Aku Mencintaimu”, tapi juga kebersamaan yang menghasilkan kata “Seperti inilah Cintaku yang Nyata terhadapmu”.

No comments:

Post a Comment