Monday, January 23, 2012

komitmen..

Kalau mendengar kata komitmen, rasanya adalah hal yang begitu sering diperbincangkan dalam suatu organisasi. Dalam tahapan open recruitment saja, sudah banyak pertanyaan mengenai sejauh mana komitmen kita jika masuk dalam organisasi tersebut. Ya, menurut saya komitmen memang harus ada dalam berorganisasi. Untuk menjalankan ibadah saja kita perlu komitmen yang kuat, begitu pula dengan organisasi.
Ada dua pendekatan dalam merumuskan definisi komitmen dalam berorganisasi. Yang pertama melibatkan usaha untuk mengilustrasikan bahwa komitmen dapat muncul dalam berbagai bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan antara anggota organisasi dan entitas lainnya (salah satunya organisasi itu sendiri). Yang kedua melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas di mana individu berkembang menjadi memiliki komitmen. Kedua pendekatan ini tidak compatible namun dapat menjelaskan definisi dari komitmen, bagaimana proses perkembangannya dan bagaimana implikasinya terhadap individu dan organisasi (Meyer & Allen, 1997).
Alasan klasik yang paling sering muncul ketika seseorang berkurang komitmennya adalah karena tak ingin kuliah terbengkalai. Adalah hal biasa jika mahasiswa bolos kuliah, bahkan cuti kuliah atau mengundurkan diri sekaligus dengan alasan berkorban demi kemajuan organisasi yang diikuti sekarang. Saya pernah sedikit membaca mengenai sense belongness yang tercakup dalam buku Psikologi Sosial karya Gerungan. Sense belongness atau rasa keikutsertaan dan rasa bertanggungjawab organisasi memang penting ada. Dan bahkan harus ada agar eksistensi dari suatu organisasi tersebut bisa terus berlangsung. Namun sense belongness ini juga yang digunakan sebagai alasan untuk meninggalkan tujuan utama yaitu kuliah. Kalau kuliah terbengkalai, rasanya tak adil kalau menyalahkan organisasi atau justru meninggalkan organisasi. Karena dalam organisasi-lah kita bisa menempa diri dan meningkatkan kapasitas diri, contohnya dalam hal time management. Semakin kita aktif, kita juga terlatih untuk semakin menghargai waktu yang kita punya, perkara waktu kegiatan di organisasi yang bentrok dengan kuliah, toh bisa tetap dilaksanakan kedua-duanya kalau kita mau. Organisator yang tangguh adalah orang yang pandai mengatur space-space kehidupannya. Jika hal ini yang terjadi maka terwujudlah suatu keseimbangan.
Dalam Psikologi Industri dan Organisasi, ada teori behavioral commitment dimana anggota dipandang dapat menjadi berkomitmen kepada tingkah laku tertentu, daripada pada suatu entitas saja. Sikap atau tingkah laku yang berkembang adalah konsekuensi komitmen terhadap suatu tingkah laku. Contohnya anggota organisasi yang berkomitmen terhadap organisasinya, mungkin saja mengembangkan pola pandang yang lebih positif terhadap organisasinya, konsisten dengan tingkah lakunya untuk menghindari disonansi kognitif atau untuk mengembangkan self-perception yang positif.

No comments:

Post a Comment